Sabtu, November 15, 2008
What's your color?
Well, baru-baru ini gw baru sadar kalo I for some reason have been buying things yang berwarna KUNING a.k.a YELLOW. Tadinya sih didn't really notice it, until suatu ketika tersadar dan kepikiran, apa ini ada hubungannya ya sama mood gw? Akhirnya googling mencari tentang arti warna kuning, and here are some of them:
# In Egypt and Burma, yellow signifies mourning.
In Spain, executioners once wore yellow.
In India, yellow is the symbol for a merchant or farmer.
In tenth-century France, the doors of traitors and criminals were painted yellow.
Hindus in India wear yellow to celebrate the festival of spring.
If someone is said to have a “yellow streak,” that person is considered a coward.
In Japan during the War of Dynasty in 1357, each warrior wore a yellow chrysanthemum as a pledge of courage.
A yellow ribbon is a sign of support for soldiers at the front.
Yellow is a symbol of jealousy and deceit.
In the Middle Ages, actors portraying the dead in a play wore yellow.
To holistic healers, yellow is the color of peace.
Yellow has good visibility and is often used as a color of warning. It is also a symbol for quarantine, an area marked off because of danger.
“Yellow journalism” refers to irresponsible and alarmist reporting.
Yellow shines with optimism, enlightenment, and happiness. Shades of golden yellow carry the promise of a positive future. Yellow will advance from surrounding colors and instill optimism and energy, as well as spark creative thoughts.
Waktu baca yang diatas2, agak shock juga kalo ternyata kuning adalah simbol berduka. Then I realize, iya yah kan kalo ada bendera kuning berarti ada yang meninggal! Hahahhaha.. Tapi I want to believe on this one, To holistic healers, yellow is the color of peace. So, have I finally make peace with my self? I want to believe I have.
Then, tell what's your color?
Rabu, Oktober 08, 2008
nihongo nouryoku shiken
Anyway, aku lagi nyari tempat les Jepang untuk shiken nanti nih.. Maunya yang intensif gitu, ga cuma seminggu sekali. Soalnya berdasarkan pengalaman, seminggu sekali itu ga efektif buat gw yang rada lambat proses di otaknya. Hihihii.. Yang ada keburu lupa pelajaran sebelumnya apa. Hahhaaha.. Dimana ya?? Hmmmh..
Duhhh.. agak deg2an nih dengan shiken ini, soalnya pengen dapet nilai tinggi! Hehehe... Ambisius! Pokoknya ganbaru! Hooo..
Oh iya, mungkin ada yang belum tau apa sih Nihongo Nouryoku Shiken itu? Kalo in English sih itu adalah Japanese Language Proficiency Test atau tes kemampuan berbahasa Jepang bagi warga non-Jepang. Tes ini terdiri dari 4 level, dimana level tertinggi nya adalah level 1 (jadi gw ikut yg level 4 bukan yang paling tinggi looh.. hehe). Level 4 ini sendiri syaratnya adalah menguasai kurang lebih 800 perbendaharaan kata dan sekitar 100 kanji! Hohoohoo.. Taihen neee..
Di Jakarta, shiken ini diadain sama Japan Foundation dan Universitas Darma Persada. Gw sendiri kemaren daftar yang di Darma Persada soalnya nitip temen yang kebetulan rumahnya deket bgt sama tuh kampus. Shiken nya sendiri diadain tanggal 19 Desember ini. So, wish me luck yaa!!
Sabtu, Agustus 30, 2008
Attention pleaseeee..!
Ok, sorry untuk kata tidak senonoh diatas, tapi gw lagi sebel banget sama XL! (semoga ada orang XL yang baca ya..)
Gila ya susah banget make XL sekarang. Masa iya gw no coverage aja gituh alias ga ada sinyal sama sekali! Gini nih kalo perusahaan sok2 promosi gede2an tapi sarana dan prasarana tidak mendukung! Padahal gw pake Xplor loh, dan gw bayar tiap bulan. Mana kalo dipake internetan lemotnya minta ampuun.. Cih!
Apalagi waktu belum lama ini ada promo nelfon gratis diatas jam 11 (apa 12 ya?). Beeeehhh.. jangan harap deh bisa nelfon or ditelfon, kalo kata adek gw "XL mah diatas jam segitu mending dimatiin aja, pasti ga bisa ngapa2in" Ya ampyuuun.. bahkan mau nelfon customer service aja ga bisa,"tut.. tut.. tut.."
SEBAAAAALLLLLL!!!!
keluh kesah
Sebabnya, yahh.. ga perlu lah gw beberkan disini, tapi yang jelas gw sadar sebagian emang karena salah gw sendiri. Ga inget gw pernah nulis apa belum, tapi gw memilih untuk tidak menyesali apapun dalam hidup gw karena gw yakin everything happen for a reason. Tapi kali ini gw harus mengaku kalah, karena for this one particular thing gw menyesal sedalam-dalamnya and wish that I could turn back time (don't sing it please..)
Tapi apa mau dikata, udah kejadian dan ga mungkin juga kita bisa kembali ke masa lalu, aight?!
Fighting!
Selasa, April 22, 2008
A Letter to John
Hi how are you there?
Well for me it feels weird being back at home now. Somehow I know that my life will never be the same.
When I looked at the pictures I took in
I know I’ve changed. It’s like I feel so full yet empty at the same time. Is it even possible?
I think people might think I have changed into a more calm person, but the truth is I just don't feel like the whole me is here right now.
It’s not that I’m not happy to be back at home, see my parents and everything, it's just doesn't feel, well I don't know how to explain it...
Heidy
Senin, Maret 17, 2008
Harajuku dan sekitarnya
Dari Meiji jingu saya lanjut ke Yoyogi park. Di depan taman ini ada sekelompok bapak-bapak berdandan ala Elvis (lengkap dengan jambul nya. hehe) sambil berjoget dengan musik rock n roll yang diputar kenceeng banget. Karena sudah cape, saya beli okonomiyaki sambil duduk di taman melihat mereka menari-nari. Haha.. Pasti orang-orang bingung melihat saya, duduk makan sendirian sambil nontonin bapak-bapak nari-nari.
Tentunya Harajuku tidak lengkap tanpa "Harajuku girls" yang terkenal itu. Sayang sekali saya hanya melihat sedikit, tapi saya sempat mengambil foto beberapa dari mereka yang sempat saya temukan.
Nahh.. perjalanan dilanjutkan ke Omotesando. Sepanjang jalan ini adalah toko-toko merk luar negeri nan mahal semua. Seperti yang kita ketahui, warga Jepang amat sangat konsumtif dan mampu membeli barang-barang mahal yang di Indonesia paling hanya ada KW nya saja. Hehehe.. Jadi menurut saya jalan ini tidak menarik karena saya tidak mampu beli apapun! Haha.. Tapi ada bangunan baru disini, Omotesando Hills. Katanya sih toko-toko disini lebih terjangkau harganya karena target pasarnya adalah anak muda, tapi ketika saya masuk ternyata sama saja. Mahal! Tapi bangunannya bagus dan kesannya mewah sekali. Terdiri dari 6 lantai diatas tanah dan 6 lantai dibawah tanah. Hebaatt!
Jumat, Februari 01, 2008
Akhirnya Minggu jugaa
Hoho.. Akhirnya datang juga hari Minggu! Hari Minggu kemarin ini, saya dan Val (teman serumah saya) memutuskan untuk pergi ke flea market (semacam pasar barang bekas kalau di Indonesia) di Nippon Maru Memorial Park. Dari stasiun Yokohama hanya tinggal pergi ke Sakuragi-cho (2 stasiun saja) dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 6 menit. Tadinya saya pikir Sakuragi-cho adalah stasiun kecil (seperti stasiun dekat apartment saya), tapi ternyataa.. besar! Saya sempat bingung harus kemana karena ada lebih dari satu pintu keluar. Tapi untungnya saya bertemu orang Indonesia juga (hoho... menyenangkan sekali) dan dia memberitahukan arah yang saya cari.
Begitu sampai di pasar tersebut, orang-orang sudah ramai berdatangan. Bedanya pasar barang bekas ini sama yang di Jakarta adalah disini yang menjual barang umumnya adalah pemiliknya langsung, dan jangan kaget kalau menemukan baju atau barang-barang bekas pakai yang masih bagus (bahkan masih baru!). Maklum, masyarakat Jepang amat konsumtif sehingga kalau ada tren mode terbaru maka pasti mereka mampu membelinya. Dan karena membuang barang mengharuskan mereka membayar maka lebih baik mereka menjual nya dengan murah. Saya sampai kalap melihat barang-barang yang ditawarkan dan akhirnya membeli dengan budget yang telah saya siapkan sebelumny a. Menyenangkan!
Seperti yang saya tulis sebelumnya, pasar ini terletak di Nippon Maru Memorial Park, ternyata tempat itu adalah tempat yang menarik sekali. Banyak orang yang berlibur disana karena disitu juga ada semacam taman bermain dan pusat perbelanjaan yang cukup luas. Selain itu saya juga bisa melihat kapal Nippon Maru yang berlabuh di pelabuhan itu.
Rabu, Januari 30, 2008
30 Januari 2008
Hari ini dimulai sama seperti hari biasanya. Bangun pagi, sarapan terus berangkat ke Hodogaya. Yang membuat hari ini sangat istimewa adalah waktu mau kembali ke Mitsuzawa Shimocho saya memutuskan untuk melihat Hodogaya International Exchange Center yang ternyata tidak jauh dari Tennocho Station, hanya sekitar 3 menit berjalan kaki. Oom Hok yang kasih tahu sebelumnya kalau bisa belajar bahasa Jpang gratis disana.. Sebenernya sempat lihat di internet tapi malas nyari nya. Hehe.. Tapi tadi memutuskan untuk melihat karena sudah janji sama si Oom. Terus ternyata tidak seperti peta sederhana yang digambarkan Oom Hok, daerah di depan stasiun ternyata ramai (akhirnya menemukan toko Coop senangnya..). Banyak gedung tinggi yang semua bertuliskan kanji. Seperti biasa dong sebagai gaikokujin yang ga bisa berbahasa Jepang mau tidak mau harus nanya sana-sini dan seperti biasa pula hampir semua yang ditanya menjawab tidak tahu atau bahkan sama sekali menolak untuk ditanyai dengan alasan tidak bisa berbahasa Inggris. Menyebalkan! Tapii.. akhirnya menemukan seorang ibu yang sedang berdiri dipinggir jalan dan memutuskan untuk bertanya. Mungkin karena nanya nya pakai bahasa Jepang, si Ibu mengira saya bisa berbahasa Jepang, maka dengan lancar pula beliau menjelaskan dalam bahasa Jepang! Hahaha... Tapi untungnya ada bapak-bapak lewat terus ikut-ikutan nimbrung dan akhirnya nganterin sampai ke gedung yang saya cari. Daaan... dia kasih jeruk yang besar banget (belanjaan nya dia) 2 biji buat saya! Hahaha... Baik yaahh.. Senang..
Begitu sampai di gedung nya, staff yang sedang bertugas kebetulan ibu-ibu gitu 2 orang, yang satu sudah tua yang satu masih yah belum terlalu tua lah kayanya.. Tadi nya sempat pesimis juga mereka bisa bahasa Inggris, tapi ternyata lumayan. Akhirnya jadi ngobrol panjang lebar dan saya diundang makan malam ke rumah ibu yang tua. Hahaha.. Yah itulah enak nya jadi orang asing disini, bisa bertanya apapu tanpa takut salah. Padahal kadang saya sudah tahu rasa makanan yang saya tanya kan, tapi lumayan jadinya disuruh coba-coba makanan. Hihihi...
Sabtu, Januari 12, 2008
Hati-hati kalau belanja Jeans!
Hhh... ini pengalaman membeli jeans saya yang paling menyebalkan! Gara-gara tergiur oleh hadiah ikat pinggang yang ditawarkan, jadilah saya mencoba sepotong jeans. Waktu saya lihat sekilas, harganya Rp. 119.000, saya pikir wah lumayan murah nih soalnya kalau beli jeans di Mangga Dua atau ITC Ambassador pun harga nya berkisar segitu juga. Lah ini, merk nya bagus, dapat hadiah ikat pinggang, eh harganya segitu! Perempuan mana yang tidak kalap! Hehe.. Lalu, saya cobalah jeans itu... Ternyata pas dan bagus di saya. Setelah berpikir lagi saya pun akhirnya memutuskan untuk membeli jeans tersebut. Ketika akan membayar di kasir, saya dengan santainya memberikan kartu ATM saya karena dalam pikiran saya uang saya masih cukup untuk belanja sebesar itu. Tapi ternyata... sang kasir memasukkan harga sebesar Rp. 199.000! Kaget lah saya! Harganya jadi hampir dua kali lipat! Saya minta kasir untuk periksa ulang, siapa tahu salah masukin. Kemudian dia mengatakan kalau harga yang saya lihat pertama kali itu adalah harga ikat pinggangnya, sementara harga celana nya sendiri memang Rp. 199.000
Senin, Januari 07, 2008
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi..
Masih ada yang tidak tahu apa itu Laskar Pelangi? Wah kalau begitu anda harus membaca posting saya ini (hehe.. bukan bermaksud promosi loh..). Laskar Pelangi adalah judul sebuah novel yang merupakan karya seorang pemuda Indonesia yang bernama Andrea Hirata. Judul ini adalah novel pertama dari tetralogi karangan Andrea. Dan saya sarankan anda untuk membacanya!
Kalau melihat bukunya sih awalnya terus terang saya kurang tertarik. Habis, tebal! Hahhaa.. padahal membaca adalah hobi saya sejak dulu, tapi entah mengapa kalau melihat buku tebal apalagi kalau kertasnya bukan berjenis HVS (mm.. saya lupa nama kertas seperti ini apa, yang jelas seperti kertas koran) rasanya selera membaca saya berkurang. Tapi apa boleh buat, seorang sahabat memaksa saya untuk membacanya maka walaupun harganya cukup mahal untuk kantung mahasiswa (sekitar 60rb) saya beli juga buku ini.
Untuk membaca nya saya akui saya menghabiskan waktu yang cukup lama. Bukan karena bukunya tidak menarik (justru sangat menarik) tapi karena keinginan dan mood untuk membaca lagi tidak baik. Jadilah saya yang biasanya bisa menghabiskan buku setebal ini hanya dalam 2 hari, butuh waktu hingga lebih dari 2 bulan untuk menghabiskan buku ini. Hahaha.. sebuah pengakuan yang memalukan.
Buku ini sendiri merupakan kisah nyata masa kecil sang penulis. Ceritanya sendiri mengenai 10 orang anak di Belitong (saat ini Kep. Babel) yang berjuang untuk menempuh pendidikan di sekolah yang sangat miskin. Mereka ini adalah anak-anak orang Melayu dan Tiong-hoa miskin yang menganggap bahwa pendidikan yang mereka dapatkan adalah kemewahan. Rasanya akan panjang sekali jika saya harus menuliskan resensi buku ini, dan saya yakin anda juga akan letih membacanya. Jadi bagaimana jika saya tuliskan saja potongan-potongan dalam buku ini yang membuat saya berpikir, menangis, tertawa dan bahkan ‘tertampar’.
“ Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kalimat-kalimat seperti umumnya terdapat di kelas-kelas sekolah dasar. Kami juga tidak memiliki kalender dan tak ada gambar presiden dan wakilnya, atau gambar seekor burung aneh berekor delapan helai yang selalu menoleh ke kanan itu. Satu-satunya tempelan disana adalah sebuah poster, persis di belakang meja Bu Mus untuk menutupi lubang besar di dinding papan. Poster itu memperlihatkan gambar seorang pria berjenggot lebat, memakai jubah, dan ia memegang sebuah gitar penuh gaya. Matanya sayu tapi meradang, seperti telah mengalami cobaan hidup yang mahadahsyat. Dan agaknya ia memang telah memegang tekad bulat melawan segala bentuk kemaksiatan di muka bumi. Di dalam gambar tersebut sang pria tadi melongok ke langit dan banyak sekali uang-uang kertas serta logam berjatuhan menimpa wajahnya. Di bagian bawah poster itu terdapat dua baris kalimat yang tak kupahami. Tapi nanti nanti setelah naik ke kelas dua dan sudah pintar membaca, aku mengerti bunyi kedua kalimat itu adalah: RHOMA IRAMA, HUJAN DUIT!”
Hahaha... saat membaca ini saya sampai tertawa kencang sekali! Sungguh menghibur.
“Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan, namun tak sehari pun ia pernah bolos. Delapan puluh kilometer pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh. Jika kegiatan sekolah berlangsung sampai sore, ia akan tiba malam hari di rumahnya. Sering aku merasa ngeri membayangkan perjalanannya. Kesulitan itu belum termasuk jalan yang tergenang air, ban sepeda yang bocor, dan musim hujan berkepanjangan dengan petir yang menyambar-nyambar. Suatu hari rantai sepedanya putus dan tak bisa disambung lagi karena sudah terlalu pendek sebab terlalu sering putus, tapi ia tak menyerah. Dituntunnya sepeda itu puluhan kilometer, dan sampai di sekolah kami sudah bersiap-siap akan pulang. Saat itu adalah pelajaran seni suara dan dia begitu bahagia karena masih sempat menyanyikan lagu Padamu Negeri di depan kelas. Kami termenung mendengarkan ia bernyanyi dengan sepenuh jiwa, tak tampak kelelahan di matanya yang berbinar jenaka. Setelah itu ia pulang dengan menuntun sepedanya lagi sejauh empat puluh kilometer.”
Anda pasti merasa pernah merasa ‘tertampar’ bukan? Itu lah yang saya rasakan ketika membaca ini. Saya akui saya termasuk orang yang santai dan jarang memikirkan biaya untuk pendidikan yang harus dikeluarkan oleh orang tua saya. Maklum, sejak kecil saya bersekolah di sekolah-sekolah yang menurut saya bermutu baik. Dan orang tua saya selalu berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan saya, walaupun saya juga bingung sekarang kalau dipikir-pikir lagi. Darimana yah kebutuhan saya dulu bisa terpenuhi? Tapi untungnya lagi saya dan adik saya bukan termasuk anak yang menuntut banyak kepada orang tua. Kami sedari kecil ditanamkan bahwa hidup itu susah.
“Tabiat Pak Zulfikar adalah persoalan klasik di negeri ini, orang-orang pintar sering bicara meracau dengan istilah yang tak membumi dan teori-teori tingkat tinggi bukan untuk menemukan sebuah karya ilmiah tapi untuk membodohi orang-orang miskin. Sementara orang miskin diam terpuruk, tak menemukan kata-kata untuk membantah.”
Setuju! Tapi tidak semua orang pintar seperti ini kok..
“Maka aku memiliki pandangan sendiri mengenai perkara cinta pertama ini, yaitu cinta pertama memang tak ‘kan pernah mati, tapi juga tak ‘kan pernah survive.”
No comment!
Selasa, Januari 01, 2008
English or Bahasa Indonesia??
Nah, jadi saya memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebanyak mungkin. Ada beberapa alasan selain untuk mempertahankan bahasa Indonesia, yaitu pertama saya ingin orang tua dan adik saya (halo pah, mah, dek) bisa ikut membaca dan bertukar pikiran di blog saya ini. Lalu, saya ingin agar siapa saja yang membaca blog saya bisa ikut melestarikan bahasa Indonesia juga. Selain itu yang penting juga adalah untuk meluaskan pangsa pasar (Heidy berbicara layaknya seorang sarjana ekonomi. Haha...) pembaca blog ini jadi siapapun bisa membaca tanpa harus bingung mengartikan. Nahhh dengan alasan ini juga saya memutuskan untuk melakukan posting dalam bahasa Inggris selain juga bahasa Indonesia (dengan catatan sedang tidak malas). Selain supaya siapa saja bisa membaca blog ini, juga supaya kita bisa belajar bersama-sama dan memperlancar bahasa Inggris kita, karena jujur saja tata bahasa saya buruk! Hahaha...
Jadi, selamat membaca!
Hidup Itu Indah
Saya percaya! Dulu, host sister saya sering bilang, "I believe that words are praying. That's why we have to keep saying SEE YOU AGAIN" Saya hanya tertawa ketika itu, maklum masih 17 tahun! Tapi sekarang, saya percaya. Bukan karena THE SECRET sedang ramai dibicarakan, tapi karena menurut saya hal ini masuk akal! Yah, bisa dibilang saya orang yang rasional. Segala sesuatu (menurut saya) bisa dijelaskan dengan logika.
Nah, karena itu lah blog saya ini berjudul Life Is Great! Karena bagi saya, HIDUP ITU INDAH